![]() |
Republika 16 Juni 2014 Page 5 oleh Elba Damhuri |
JAKARTA — Calon presiden nomor
urut dua Joko Widodo dinilai bisa melanjutkan revolusi nasional untuk
memperbaiki taraf kehidupan bangsa. Tokoh PDI Perjuangan, Guruh Soekarnoputra,
mengatakan, bangsa ini menghadapi kesenjangan antara miskin dan kaya yang
semakin lebar hingga sulitnya akses pendidikan masyarakat.
Karena itu, Guruh menegaskan
bangsa Indonesia butuh revolusi untuk tujuan kebesaran negeri. "Revolusi
kita artikan sebagai perbaikan besar-besaran dalam semua hal seperti
penghematan uang negara dengan mencegah kebocoran sehingga tidak terbuang
percuma," kata Guruh dalam siaran persnya, Ahad (15/6).
Menurut Guruh, jumlah orang
miskin di Indonesia sekarang ini berbeda dengan angka yang dikeluarkan
pemerintah yang menyebutkan jumlahnya berkurang. Guruh menyatakan secara ril,
jumlah orang miskin justru bertambah. "Apakah kita mau berdiam din dalam
situsi negeri yang semakin bobrok? Apakah kita membiarkan kesenjangan semakin
melebar?" kata Guruh.
Atas alasan ini, Guruh me-nyebut
Jokowi menjadi presiden yang bisa meneruskan revolusi perbaikan kehidupan
bangsa ini. Tidak ada kata tidak, kata Guruh, bangsa ini harus mendorong
perubahan dan perbaikan di semua bidang dengan memilih Jokowi.
Dukungan terhadap Jokowi untuk
melakukan revolusi mental pun terus mengalir. Di antaranya, datang dari ratusan
perupa dari Yogyakarta dan Jawa Tengah yang menggelar kegiatan melukis bersama
mengenai "revolusi mental" di Museum Affandi, Depok, Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta, Ahad (15/6). "Kegiatan ini sebagai bentuk dukungan
bagi pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf
Kalla," kata koordinator kegiatan, Yoyock Suryo.
Menurut dia, aksi melukis bersama
ini merupakan bentuk ekspresi para seniman perupa se-Daerah Istimewa Yogyakarta
dan Jawa Tengah terhadap pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 2,
JokowiJK. "Dukungan para perupa untuk Jokowi-JK ini kami terjemahkan dalam
media kanvas, berupa lukisan-lukisan yang digoreskan masing-masing
perupa," katanya.
Masing-masing pelukis mengekspresikan
dukungan mereka kepada pasangan JokowiJK pada kanvas berukuran 70 x 90
sentimeter. Dalam aksi itu juga digelar melukis kolaborasi bersama 12 perupa
senior dan muda pada sebuah kanvas 9,9 meter. "Melalui media kanvas ini
perupa yang tergabung dalam Masyarakat Seniman Remen Jokowi-JK (Mas Rejo)
menerjemahkan visi Jokowi-JK, yaitu revolusi mental ke dalam ide dan gagasan
yang selanjutnya diwujudkan dalam karya lukisan," katanya.
Para perupa dituntut untuk mampu
mengolaborasi makna revolusi mental ke dalam ide kreatif yang lebih luas. Hadir
dalam kegiatan ini sejumlah seniman senior, seperti Soenarto, Djoko Pekik,
Tulus Warsito, Mahyar, Suwaji, dan beberapa pelukis lain. "Dengan melukis
bersama, penuh kegembiraan dan kebersamaan, diharapkan suasana Pilpres 2014
dapat menjadi cair, tidak tegang, dan tidak saling berkampanye hitam,"
katanya. ■ antara ed:
muhammad fakhruddin
No comments:
Post a Comment