![]() |
Koran Bisnis Indonesia Page 12 Oleh Nadya Kurnia, Tegar Arief Fadly |
JAKARTA—Kubu
pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menduga adanya keterkaitan antara
bocornya surat Dewan Kehormatan Perwira (DKP) terkait dengan pemecatan Prabowo
dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dengan debat capres beberapa
waktu lalu.
Pasalnya
dalam debat capres itu Prabowo dicecar oleh calon wakil presiden Jusuf Kalla
terkait dengan keterlibatan dirinya dalam pelanggaran hak asasi manusia (HAM)
1998 lalu.
"Muncul
surat itu beredar di luar lalu ada pertanyaan di debat capes. Membacanya tidak
begitu susah,” kata Anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Idrus Marham, di
Posko Pemenangan Rumah Polonia, Jakarta, Rabu (11/6).
Meskipun
menilai ada keterkaitan, Idrus tidak berani mengatakan bahwa bocornya surat
tersebut diskenario oleh tim pemenangan rivalnya, yakni Joko Widodo-Jusuf
Kalla.
Sementara
itu, Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Mahfud Md., menegaskan pihaknya tidak
akan melaporkan bocornya surat tersebut ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Alasannya,
belum diketahui dengan pasti identitas pelaku pembocor surat yang konon adalah
dokumen rahasia negara tersebut. Meskipun Mahflid sendiri menilai hal itu masuk
dalam kategori kampanye hitam.
"Sejenis
kampanye hitam, tapi yang mengedarkan kami tidak tahu. Mau melaporkan
siapa?" tanya Mahfud.
Menurut
Mahfud, pihak kepolisian sudah mengetahui pelaku pembocor dan penyebar surat
tersebut. Oleh karena itulah tim Prabowo-Hatta menyerahkan sepenuhnya kepada Polri.
"Enggak usah dilaporin, harus dicari orangnya," tegasnya.
Di
tempat terpisah, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengaku dirinya telah
menerima klarifikasi dari Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko terkait dengan
beredarnya rekomendasi pemberhentian Prabowo Subianto di media sosial.
Terlepas
dari keaslian surat yang harusnya menjadi dokumen rahasia itu, dia telah
meminta jajarannya dan Mabes TNI untuk mencari tahu dari mana surat rekomendasi
tersebut pertama kali muncul.
"Kami
sudah dapat klarifikasi. Bahwa itu bukan dari mereka [Mabes TNI). Saya enggak
tahu itu dari mana. Saya minta coba kita lihat itu dari mana. Karena itu surat
rahasia," jelas Purnomo, Rabu. (Nadya Kurnia/Tegar Arief Fadly)
No comments:
Post a Comment