JAKARTA—Direktur PT Masaro
Radiokom Anggoro Widjojo mengaku kesal terhadap mantan Menteri Kehutanan Malam
Sambat (M.S.) Kaban.
Menurutnya, semasa menjabat, M.S.
Kaban dianggap lamban menyetujui proyek revitalisasi sistem komunikasi radio
terpadu (SKRT).
"Terus terang saja di sidang
ini saya kurang respek sama Pak Kaban karena dia pengecut, enggak berani dia.
Padahal SKRT diperlukan di kehutanan, jadi dia menteri yang cari selamat, SKRT
jadi mubazir sekarang," ujar Anggoro saat diperiksa sebagai terdakwa di
Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (11/6).
Anggoro mengatakan alasan dirinya
berpersepsi demikian bermula ketika dia menemui M.S. Kaban yang kala itu
menjabat Menteri Kehutanan. Saat itu Anggoro berniat meminta bantuan Kaban
untuk menyetujui anggaran proyek revitalisasi SKRT.
"Ke sana, saya lapor sama
Pak Kahan, Pak saya dan Masaro minta izin minta waktu untuk menghadap Bapak
melaporkan soal proyek SKRT," ujarnya.
Namun ternyata menurutnya, Kaban
menanggapi dingin permintaan tersebut. Anggoro disarankan membuat surat
mengenai keluhannya terkait dengan proyek SKRT. "Saya akan tangani
sebagaimana mestinya," kata Anggoro meniru perkataan Kaban.
Dalam persidangan Anggoro mengaku
kecewa dengan Kaban. Apalagi Anggoro pemah ikut berusaha mencari pinjaman lunak
ke luar negeri untuk membiayai program ini. "Kami usahakan cari soft loan
setengah mati jungkir balik," terangnya.
Dalam sidang kemarin Anggoro juga
mengakui bersalah karena kabur keluar negeri saat proses penyidikannya masih
berlangsung hingga 4,5 tahun.
"Saya menyesal, saya tidak
cepatcepat pulang, sikon [situasi dan kondisi] membuat saya tidak bisa pulang,
mungkin kalau saya pulang tidak seperti ini, penyesalan saya terbesar kenapa
saya tidak pulang," ungkap Anggoro. (Lukmanul Hakim Daulay/Antara)
No comments:
Post a Comment