Our Blog

Lepaskan Simbolisasi Agama

KAMPANYE hitam yang menyerang para calon presiden menjadi santapan wajib di setiap pemilihan umum. Kali ini kedua calon presiden, Prabowo Subianto dan Joko Widodo, sama-sama didera isu keagamaan. Prabowo disorot ketika mulai rajin tampil di de- pan publik saat menunaikan salat bersama sejumlah petinggi partai koalisi.

Kepada Tempo pada Oktober tahun lalu, Prabowo berbicara tentang keyakinannya. "Saya percaya yang saya miliki hari ini pemberian Tuhan," katanya. Hanya, dia mengaku tidak akrab dengan kegiatan ibadah. "Saya bukan orang yang terlalu taat menjalankan ritual." Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi mengatakan Prabowo menganut Islam dan pernah naik haji bersama mertuanya, Soeharto.

Adapun calon presiden Jokowi diisukan nonmuslim. Untuk membuktikan dirinya muslim,Jokowi sampai membaca salam dan selawat lengkap ketika memberi sambutan di satu acara. "Saya bagian dari Islam yang rahmatan Iil alamin," ujarnya. "Semua orang boleh ragu dengan agamaku,tapi saya tidak ragu dengan imanku dan saya tidak pernah ragu dengan Islam agamaku."

Mungkin, lantaran isu keyakinan ini, kedua calon presiden semakin gencar menggalang dukungan dari kalangan pemuka agama. baik dari Nandlatul Ulama maupun Muhammadiyah. Tentu saja pandangan para ulama tersebut punya andil menggiring opini publik atau sekurang-kurangnya referensi politik mereka menjadi rujukan bagi pengikutnya.

Nah,seberapa signifikan isu agama ini mempengaruhi tingkat elektabilitas para ca- Ion presiden? Jajak pendapat yang dilakukan Tempo menunjukkan 761 responden (61,2 persen) dari 1.243 orang meyakini simbol agama tak berpengaruh pada tingkat keterpilihan para calon. Namun 459 orang (36,9 persen) menilai unsur agama berpengaruh. Sedangkan sisanya, 23 orang, menyatakan tidak tahu.

No comments:

Post a Comment

Darwin Darkwin Designed by Templateism | Copas Tamplate Orang Copyright © 2015

Theme images by richcano. Powered by Blogger.