Koran Tempo 9 Juni 2014 Page 15, Kolom Pendapat oleh Dian R. Basuki, Peminat Masalah Sains |
Pemilihan presiden tahun ini
telah menjadi batu ujian bagi para jurnalis. mampukah para jurnalis membebaskan
diri dari tarikan-tarikan kepentingan politik pihak mana pun dan berpegang
teguh pada prinsip-prinsip yang diajarkan sejak menjadi jurnalis belia.
Siapa pun yang memilih jadi
jurnalis telah diajarkan sejumlah prinsip. Dua di antaranya, sebagaimana
disarikan oleh Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam buku The Elements of
Journalism. Pertama, kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran.
Tentu raja, ini bukan kebenaran
yang mutlak. Meski demikian, para jurnalis telah dilengkapi dengan seperangkat
cara untuk menyaring sekian banyak informasi yang ia peroleh dari fakta yang ia
lihat, ucapan yang ia dengar, interaksinya dengan banyak orang. Cara-Cara itu
antara lain mencakup verifikasi agar informasi yang ia himpun akurat. Jurnalis
juga hams memeriksa sumber-sumbernya secara kritis dan memberi kesempatan
kepada sumber-sumber yang berbeda pandangan untuk berpendapat secara berimbang.
Namun hal itu tidaklah cukup. Tak
kalah penting, dalam mengejar kebenaran itu, jurnalis tidak dititipi oleh
kepentingan tertentu (disinterested pursuit of truth). Begitu pula tatkala
jurnalis mengkomunikasikarmya melalui media apa pun. Jurnalis hams mengedepankan
penyampaian kebenaran yang sejauh mungkin ia upayakan untuk akurat.
Prinsip kedua yang sangat penting
berkaitan dengan loyalitas. Loyalitas pertama jurnalisme ialah kepada warga
(citizens). Pencarian kebenaran dalam prinsip pertama ditujukan untuk melayani
warga—bukan untuk memuaskan keinginan penguasa atau pemerintah, partai politik,
pemilik modal, politikus, lembaga survei, perusahaan, juga bukan untuk menuruti
kemauan pemilik media tempat jurnalis bekerja.
Jurnalis hams bekerja sematamata
untuk kepentingan publik. Di tengah lalu-lalang informasi yang sangat cepat dan
padat, pers yang bebas dan independen berperan sangat krusial dalam menyajikan
informasi yang benar (dalam koridor dan ukuran kaidah-kaidah jurnalistik),
berimbang, dan tidak insinuatif. Menyaring informasi dengan menggunakan prinsip
dan kaidah jurnalistik adalah bagian dari tanggung jawab jurnalis kepada warga.
Pers yang bebas dan independen,
yang dipandang sebagai salah satu pilar demokrasi, hanya bisa ditegakkan oleh
jurnalis yang bebas dan independen. Para jurnalis yang setia kepada kedua
prinsip tadi seharusnya menolak rekayasa pemberitaan yang kini dikemas dengan
semakin piawai. Media televisi, yang memiliki pengaruh sangat besar dalam
membentuk persepsi publik, menyajikan beragam acara yang menunjukkan
kecondongan-kecondongan politik kepada salah satu kontestan.
Peristiwa politik ini memang
menempatkan para jurnalis di persimpangan jalan, tetapi para jurnalis tetap
punya pilihan: memenuhi kemauan pemilik media dengan berpihak kepada salah satu
calon presiden atau setia kepada prinsip jurnalistik dengan segala
konsekuensinya.
Bila para jurnalis tetap setia
pada prinsip-prinsip jurnalisme yang diajarkan sejak menjadi jurnalis belia,
para jurnalis telah menorehkan catatan penting dalam sejarah negeri ini. Para
jurnalis telah sanggup mempertahankan kebebasan dan independensinya demi
menyajikan kebenaran kepada warga 1i tengah hiruk-pikuk perburuan kuasa.
No comments:
Post a Comment