![]() |
Republika | Frontpage Headline | Oleh Wahyu Syahputra |
JANJI KANDIDAT : Kedua pasangan capres-cawapres
sudah melontarkan janji-janji konkret mereka kepada publik pada acara debat
perdana para kandidat yang digelar KPU, Senin (9/6) malam. Berikut janji-janji
mereka apabila terpilih menjadi presiden dan wakit presiden periode 2014-2019.
Prabowo-Hatta dinilai visioner normatif,
sedangkan Jokowi-JK dinilai solutif-aplikatif.
JAKARTA — Komisi Pemilihan Umum
(KPU) menjamin materi dan tema debat perdana pasangan capres cawapres sudah
memadai. Komisioner KPU Sigit Pamungkas menyatakan, lembaganya bekerja sama
dengan tujuh orang ahli sebelum menyusun materi dan tema debat yang sudah
berlangsung pada Senin (9/6) malam.
"Tim ahli berdiskusi dengan
moderator untuk mengeksplorasi tema dan konteks menjelang debat,." kata
Sigit di Jakarta, Selasa (10/6).
Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay
menambahkan, pihaknya menjamin pertanyaan debat tidak bocor sebelum acara
dimulai. Detail pertanyaan pun hanya diketahui moderator. Dalam acara debat
yang diikuti dua pasangan capres-cawapres, semua kandidat menggaungkan ide-ide
baru untuk pemerintahan mendatang. Para pengamat menilai, pasangan Prabowo
Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla sama-sama menjabarkan gagasan
yang implementatif.
Direktur Eksekutif Charta
Politica Yunarto Wijaya mengatakan, hal yang membedakan kedua pasangan kandidat
hanyalah cara penyampaian ide dan dimensi ruang lingkup gagasannya. Menurut
Yunarto, Prabowo-Hatta memilih memasukkan ide-idenya dalam ruang lingkup makro
dan jauh ke depan. Adapun Jokowi-JK mengintroduksi gagasannya melalui contoh contoh
solutif dan bersifat mikro.
"Ini menggambarkan perbedaan
karakter keduanya. Prabowo-Hatta sangat visioner-normatif, sedangkan Jokowi-JK
solutif-aplikatif. Padahal, semuanya implementatif, applicable," kata
Yunarto. Dia melanjutkan, perbedaan karakter inilah yang akhirnya membuat debat
mempunyai warna kontras yang tegas.
Bagi kalangan akademis, mungkin saja
pemikiran Prabowo-Hatta dapat dipahami dengan baik. Namun, Yunarto menduga, public
luas lebih mengerti esensi gagasan yang disampaikan Jokowi-JK lantaran sulit memahami
ide-ide visioner Prabowo-Hatta dalam tataran praktis. "Masyarakat jauh
lebih mudah memahami dan mencerna ide-ide Jokowi-JK karena sangat sederhana dan
aplikatif," ujar Yunarto.
Pengamat politik dari UI Abdul
Mutaali menyatakan, sebenarnya Prabowo-Hatta berangkat dari tataran konsep
kualitatif yang dikuantifikasi dengan tawaran langkah-langkah politik hukum
secara nyata dan konkret. "Dalam konteks ini, sosok Prabowo tampak seperti
Presiden Soekarno yang menawarkan konsepkonsep besar," ujar Mutaali.
Sebaliknya, Mutaali melanjutkan,
pasangan Jokowi-JK lebih menawarkan paket manajerial yang sangat teknis. ■ c57 ed: eh ismail Somber:
Pusat Data Reoublika Penoolahs EH Ismail
No comments:
Post a Comment