![]() |
Koran Bisnis Indonesia | Page 12 | Oleh Annisa Sulistyo Rini |
JAKARTA—Elektabilitas pasangan
Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tidak akan bisa menyalip elektabilitas pasangan
Joko Wido‘do (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) apabila kubu Prabowo-Hatta tidak menghadirkan
kejutan besar di 3 pekan terakhir menjelang pemilihan presiden 9 Juli.
Berdasarkan hasil survei Cyrus
Network sejak 25-31 Mei 2014, elektabilitas Prabowo-Hatta mencapai 38,8% dan
Joko Widodo-Jusuf Kalla 51,6%.
Cyrus Network juga menyurvei
pascadebat capres-cawapres yang digelar pada Senin (9/6) malam, menunjukkan
Prabowo-Hatta mendapatkan elektabilitas 41,1% dan Jokowi-JK 53,6%.
Namun, sebanyak 30% pemilih
mempertimbangkan debat caprescawapres yang dilaksanakan pertama kali, Senin
malam merupakan instrumen untuk menentukan pilihan.
"Tapi, sayangnya performa
Prabowo pada debat di bawah ekspektasi, tidak seperti yang diharapkan.
Sedangkan Jokowi, performa tidak istimewa, tapi di atas perkiraan dan unggul
tipis di atas Prabowo," ucap Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan
Nasbi, dalam acara Pemaparan dan Diskusi Hasil Survei Nasional Peta
Elektabilitas dan Peluang Capres dan Cawapres Jelang Pemilu Presiden 2014 di
Resto D' Consulate, Jakarta Pusat, Selasa (10/6).
Performa Prabowo dalam debat yang
tidak memenuhi harapan masyarakat membuatnya gagal untuk memengaruhi 30%
pemilih yang memantapkan pilihan berdasarkan debat.
"Oleh sebab itu dalam waktu
yang tinggal sisa tiga pekan ini kalau Prabowo-Hatta pola kampanyenya stagnan
dan tidak ada kejutan besar yang telah disiapkan lama tidak akan membuat
perubahan yang berarti," tambah Hasan.
Angka akhir kompetisi antar dua
pasangan capres dan cawapres tersebut, lanjut Hasan, sudah dapat diprediksi
sejak hari ini.
"Jokowi-JK bisa memperoleh
angka sedikitnya 56,5%, sedangkan Prabowo-Hatta 43,5%. Nanti kami akan
konfirmasi angka ini dengan hasil survei berikutnya yang dilaksanakan 10-15
Juni," ujarnya.
Di tempat terpisah, Yenny Wahid,
Direktur The Wahid Institute, menganggap baik Prabowo maupun Jokowi telah
mewakili pemikiran Gus Dur dalam hal demokrasi dan pluralisme.
"Capres-capres tersebut
sudah mampu mewakili pemikiran Gus Dur. Kami lihat komitmen kedua capres sangat
kuat terhadap kebhinekaan di Indonesia," ujar Yenny saat ditemui seusai
acara diskusi di Mabes Polri.
Di tempat terpisah, Ketua DPP
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani, mengaku puas
dengan penampilan Jokowi-JK dalam acara debat perdana.
"Caton kami Pak Jokowi dan
JK bisa tampil cukup baik, mereka juga terlihat cukup siap dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari moderator," kata Puan kepada wartawan di Gedung
DPR, Jakarta, Selasa (10/6).
Dalam kesempatan tersebut, Puan
juga membantah adanya anggapan yang mengatakan, JK tampil lebih dominan
dibandingkan dengan Jokowi.
Selain itu, Puan yang juga
menjabat sebagai Ketua Fraksi PDIP di DPR ini mengatakan pertanyaan mengenai
isu Hak Asasi Manusia (HAM) yang diajukan Jusuf KaIla tidak bermaksud untuk
menyerang atau menyudutkan pihak tertentu.
Sedangkan Sekretaris Tim
Pemenangan pasangan Prabowo SubiantoHatta Rajasa, Fadli Zon, menilai debat
Senin lalu merupakan pertarungan antara negarawan melawan politikus.
Fadli menilai sosok Prabowo-Hatta
memiliki sikap kenegarawanan dengan pernyataan-pernyataan yang dilontarkan,
sementara Jokowi-JK menurutnya hanyalah seorang politikus biasa. "Saya
menganggap itu negarawan melawan politikus, Pak Prabowo dan Pak Hatta itu
paparannya negarawan, kalau yang Pak Jokowi-Kalla politikus itu," kata
Fadli di Posko Pemenangan Rumah PoIonia, Jakarta, Selasa. (Fitri Sartina
Dewi/Teqar Arid/ Sholahuddin Al Ayyubi/Nadya Kurnia) E3
No comments:
Post a Comment