"Jangan sampai penyadapan
harus melalui izin pengadilan."
JAKARTA - Lembaga pegiat antikorupsi,
Transparency International Indonesia, menilai visi dan misi pasangan Joko
Widodo-Jusuf Kalla lebih mendukung program pemberantasan korupsi ketimbang
pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Direktur Program Transparency
International Indonesia, Ibrahim Fahmi Badoh, mengatakan Jokowi-Kalla memiliki
program pemberantasan korupsi yang terarah. "Sedangkan pasangan
Prabowo-Hatta tak menjelaskan program pemberantasan korupsi secara spesifik,"
kata Fahmi dalam jumpa pers di kantornya kemarin.
Dia mencontohkan, Jokowi-Kalla
punya program pemberantasan korupsi pada sistem politik. Misalnya, pembiayaan
partai melalui anggaran negara dan daerah, serta mereformasi pengaturan
pembiayaan kampanye. Pasangan itu, kata Fahmi, juga memiliki program
pemberantasan korupsi pada birokrasi yang lebih spesifik. Misalnya,
merampingkan lembaga pemerintahan dan menyiapkan payung hukum yang lebih kuat
untuk memastikan agenda reformasi birokrasi berjalan.
Fahmi menilai Prabowo-Hatta tak
memiliki program pemberantasan korupsi pada sistem politik. Untuk pemberantasan
korupsi di birokrasi, kata Fahmi, visi dan misi PrabowoHatta hanya berkutat
pada peningkatan kesejahteraan aparatur negara dan menciptakan sistem birokrasi
yang efisien, penerapan sistem insentif, serta hukuman yang efektif.
Menurut Fahmi, JokowiKalla juga
punya program penguatan Komisi Pemberantasan Korupsi dengan merevisi
UndangUndang KPK. Dalam revisi itu, Jokowi-Kalla mengklaim akan menjaga komisi
antikorupsi tetap independen dan bebas dari pengaruh politik.
"Prabowo-Hatta tak punya program spesifik soal revisi undang-undang
KPK," katanya. Tapi Prabowo-Hatta menyatakan akan menambah tenaga penyidik
dan fasilitas penyelidikan untuk KPK.
Ketua Umum Partai Gerakan
Indonesia Raya, Suhardi, membantah Prabowo-Hatta tak memiliki program jelas
soal pemberantasan korupsi. Menurut dia, Ketua Dewan Pembina Gerindra dan Ketua
Umum Partai Amanat Nasional itu lebih fokus pada pencegahan korupsi. Korupsi,
kata Suhardi, tak melulu soal penegakan hukum, tapi juga soal kesejahteraan.
"Kalau negara makmur, korupsi bisa ditekan," katanya.
Anggota tim hukum Jokowi-Kalla,
Firman Jaya Daeli, mengklaim Jokowi mampu mengatasi korupsi di birokrasi yang sudah
cukup mengakar. Indikasinya, Jokowi cukup lama berhadapan dengan kaum birokrat
selama menjabat Wali Kota Surakarta maupun Gubernur DKI Jakarta. "Dia
mampu meningkatkan pelayanan publik melalui reformasi birokrasi," katanya.
Jusuf Kalla pada Selasa lalu
berjanji revisi UndangUndang KPK tak akan melemahkan lembaga tersebut.
"Revisi harus memperkuat. Jangan sampai penyadapan hams melalui izin
pengadilan," katanya.
• HUSSEIN ABRI YUSUF I GANGSAR PARIKESIT
I AMOS SIMANUNGKALIT I HI SUHARMAN
No comments:
Post a Comment